Jumat, 06 Februari 2009

Siap Makan!!!


Alhamdulillah...

Terima Kasih Allah, sudah mengizinkan Nawla menikmati dunia 6 bulan ini. Nikmat luar biasa, karena selama 6 bulan ini, Nawla bisa mengenal banyak hal. dan Terima kasih untuk rezeki yang menakjubkan yang mengisi perut Nawla selama ini, yaitu Air Susu Ibu. Makanan terbaik, yang kata ibu, dari syurga spesial untuk Nawla. Terima kasih Allah!!

Dan sekarang, kata ibu, aku sudah boleh makan makanan lain selain ASI. karena umurku sudah 6 bulan, dan ususku sudah siap menerima asupan lain. Senangnya... kata ibu dan orang-orang, makan itu adalah salah satu kenikmatan dunia, tapi juga sumber petaka. banyak orang berbuat tidak benar hanya demi perut, banyak orang berseteru untuk urusan perut, bahkan antar negara bisa berperang juga demi urusan perut,

Naudzubillah... jauhkan Nawla dari hal-hal seperti itu ya Allah... jadikan Nawla orang yang mengisi perut untuk kebaikan lahir batin. Jadikan makan Nawla seperti makan RasulMu, yang tidak berlebihan dan selalu mengedepankan kehalalan dan kebaikan atas sebuah makanan.

Berkahi juga Ibu dan Papaku Allah, limpahi rizkiMu yang baik, agar mereka bisa menyampaikan makanan yang baik untukku... amin.

Bismillah, Allahuma Bariklanaa fima razaktanaa, waqina adzabannar...

Siap makan, Ibuku...!!

Kamis, 08 Januari 2009

Tengkurap


Genap 5 bulan Nawlaku menghirup udara di bumi. 5 bulan, sebuah angka yang cukup bagi seorang bayi untuk dilimpahi pertanyaan “sudah bisa apa” dari banyak orang. Nah, begitu juga Nawla… “Nawla, sudah bisa apa…?” Nawla dengan ketenangan luar biasa tidak mengacuhkan pertanyaan seperti itu, mungkin Nawla tahu, bukan saatnya ia bicara hari ini, ada Ibu sang juru bicara handal yang sudah pasti punya jawaban itu. Dan Ibunya, malah bingung.

Nawla sudah bisa apa…? Kebanyakan jawaban, rata-rata mengharapkan jawaban atas perkembangan motorik kasar seorang bayi (kira-kira begitulah). Ya, paling tidak, di usia 5 bulan ini Nawla (seharusnya) sudah bisa berguling-guling di kasur dan meraba-raba untuk merangkak. Tapi kenyataannya, tidak. Percayalah saudara-saudara, Nawla bahkan belum bisa tengkurap hingga hari ini.

Sebagai penganut text book bayi yang sedikit fanatik, jelas hal itu agak membuat saya bingung. Okey…sedikit panik. Seharusnya sejak 3 bulan Nawla bisa tengkurap, namun saat itu saya tenang-tenang saja. Masuk 4 bulan, yaa.. masih ada waktulah. Dan masuk 5 bulan, belum juga tengkurap. Duh, piye iki..?? saya hampir membawa Nawla ke dokter anak untuk konsultasi masalah tumbuh kembang ini, tapi ada seorang kawan meng-sms saya untuk “tenang aja..”, karena bayinyapun baru lancar tengkurap umur 7 bulan dan didahului oleh kemampuan duduk. Katanya sih, karena bayinya kegendutan, jadi agak berat buat bolak-balik badan. Dan Nawla, memang agak “gendut” siy…

Okey… saya mencoba kembali pada prinsip yang dulu saya pegang, bahwa tumbuh kembang anak bukan kompetisi dan tidak perlu tepat waktu (‘waktu’ disinipun di dasarkan pada pertumbuhan sebagian besar anak di dunia. Toh, sebenarnya setiap anak pasti tepat waktu kok, tepat pada waktunya masing-masing, bukan begitu?). Setiap anak adalah unik dan mereka membawa caranya sendiri untuk beradaptasi di bumi ini.

Prinsip yang sempat goyah lantaran Nawla tak kunjung tengkurap itu akhirnya coba saya renungkan lagi, sambil memandang Nawla yang tengah nyenyak. Kebersamaan yang setiap hari tanpa jeda bersama Nawla, membuat saya tidak sempat menangkap perubahan-perubahan signifikan dari dirinya. Namun bila saya memperhatikannya saat ini, ooh… dia sudah tambah panjang, celananya yang dulu dilipat sekarang sudah pas banget… ooh.. dia sudah tambah gondrong, gak ada lagi botak-botaknya.. dan, ooh… Nawla sudah tambah besar, makin berat, makin cepat pinggang ini pegel saat menggendongnya. Aah.. ternyata sejauh ini Nawlaku tumbuh dengan baik, Alhamdulillah…

Dan satu hal lagi, Nawla ternyata sudah bisa mengenali saya sebagai ibunya. Dia sering nangis bila tidak berada dekat dengan saya. Saya agak khawatir itu pertanda manja, namun nawla masih terlampau kecil untuk mencari banyak hal yang membuat nyaman baginya. Sementara ini, dia baru mengenali Ibu sebagai sebuah kenyamanan. Semoga rasa itu tidak berubah ya nak, hingga kapanpun. Walau semakin banyak kenyamanan lain yang bisa kau temukan. Yang penting jangan jadi anak manja yah…

Dan bila hadir pertanyaan itu lagi, “Nawla sudah bisa apa..?”,

Sang juru bicara akan menjawab, Nawla belum bisa tengkurap, doakan yah… tapi Nawla suka duduk bersama Ibunya, membaca buku-buku, terkadang koran pagi. Nawla suka melihat gambar di koran, dan mendengar ibunya membacakan berita. Bila ada berita buruk, seperti soal Palestina, Nawla dengan tenang mau dibuka telapak tangannya untuk doa bersama ibunya. Juga kalo Papanya pergi ngantor dan saat Nawla bangun tidur, Nawla suka sekali berdoa.

Nawla juga sudah bisa tertawa nyaring, meski hanya untuk kalangan terbatas (Ibu dan Teh eneng). Suaranya lucu sekali kalo tertawa ngakak. Seluruh wajahnya betul-betul terlihat bahagia, mata berbinar, bibir tersenyum lebar dan pipinya makin menggemaskan. Tawa paling murni, paling tulus, yang pernah saya dengar. Itu karena bila Nawla tertawa, hati dan segenap jiwanya memang sedang benar-benar bahagia. Manusia dewasa seperti kita,agaknya cukup sulit menemukan rasa bahagia seperti itu.

Dan yang pasti, kemampuan Nawla paling hebat adalah, membuat siapapun yang melihatnya, gemes. “Aih… ndut amat…”, “Duh… montoknya!”, “Itu pipi apa bakpao sih…?”, yang jelas, semua komentar itu pasti diucapkan dengan senyum. Nawla paling jago bikin banyak orang senyum J. Dan kemampuan itu, untuk saya, adalah kemampuan yang luar biasa.

Soal tengkurap? Latihan terus! Stimulasi bahasa kerennya.. gapapa… Nawla juga makin ramping kok, lama-lama bisa ya nak…

Terima kasih, Nawlaku… untuk 5 bulan yang luar biasa. Dan kita akan bersama melewatkan bulan-bulan dan tahun-tahun kedepan yang lebih luar biasa… Bismillah.

Senin, 20 Oktober 2008

N A W L A

Yang artinya "hadiah". Sebuah hadiah yang sangat istimewa. Tak terkatakan bagaimana rasanya saat hadiah ini hadir. Semakin menciut diri ini, merasakan betapa maha besarnya Allah Azza Wa Jalla.. Subhanallah...



Gadis kecil, mungil, dengan senyumnya yang indah luar biasa, adalah kebanggaan hati yang tak terkira. Ternyata cinta murni, tulus, itu nyata adanya di dunia. Cinta antar Ibu dan anak.

Subhanallah, kami baru kenal 10 minggu, tapi telah saling mencintai. Cinta yang bahka bisa membuat saya meneteskan air mata meski hanya memandangi Nawla saat ia tidur nyenyak. Saya raih jemarinya yang mungil, kukunya yang kecil, genggamannya yang hangat... Allah, indah sekali penciptaanMu ini. Indah sekali... Hati saya terasa lumer, luluh, saat ia tersenyum jenaka, Masya Allah... inilah kado terindah itu, yang akan mengirimi saya cinta sepanjang hayatnya..



Nawlaku sayang, barakalloh... bersemangat terus ya nak... kelak, suatu hari nanti, pergilah, melangkahlah yang jauh, bila perlu arungi bumi Allah, hadapi jamanmu, jalani takdirmu. Hari ini, dan seterusnya ibu akan selalu berada di tempat terdekat di hatimu. Doa ibu akan mengaliri nadimu. Insya Allah sepanjang nafas ibu. Jangan takut anakku, saat kau merasa lelah dalam kehidupan ini, kemarilah, ibu akan selalu menyediakan pelukan terangat sebagai penghela nafasmu. Memberimu amunisi lagi untuk kembali menjalani hidup dengan tegar.



Tumbuhlah besar Nashita, kau anak jamanmu... Ibu tidak tahu seperti apa jamanmu kelak, tapi ibu akan berbagi segala yang ibu tahu dari jaman ibu, semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagimu untuk menghadapi jamanmu...



Allah... cintaMu lebih besar dari cintaku, tegakkan badannya, langkahkan kakinya, gerakkan tangannya pada takdir kebaikan.. jadikan ia manusia yang mencintaiMu lebih dari apapun. Sungguh Allah... jangan putuskan cintaMu padanya...

-Pipit, sang Ibu-

Duet maut

siapa yang gak senyum melihat foto ini? ngaku deh, semua pasti setuju betapa menggemaskannya kami berdua, talitha dan nawla, si duet maut yang bisa bikin siapapun gemas dan jatuh cinta! hahaha!!


ini Talitha, sepupuku, putri pertama dari bunda Riska dan ayah Dimas. beda usia kami 6 bulan. Kalo besar nanti, pasti kami sebaya, jadi gadis-gadis yang menakjubkan, hehe, amin! pengen kenal talitha lebih dekat, buka aja blognya http://www.my-lit-angel.blogspot.com/. Kami memang bayi-bayi milenium! biar bayi, ngeblog juga dong bo!hehehe...

senyum



sepertinya aku mulai mengerti rasanya senang. rasa itu membuat aku tersenyum. sekarang aku sudah bisa melihat dunia dengan cukup jelas, tmasuk wajah ibuku. aku sedang suka ngbrol sama ibu. ibuku lucu, selalu senyum dan tertawa. dengan senang hati aku juga ikut tertawa. setiap kali aku terkekeh-kekeh, ibuku menatap dengan takjub dan bahagia, waah... senangnya bisa buat ibu bahagia!





Ibu selalu meminta aku bercerita apa saja tentang hal-hal yang aku lihat. biasanya habis ngajak jalan-jalan ibu selalu tanya, "gimana jalan-jalan tadi? nawla senang? nawla belajar apa aja? ayo cerita..." Lalu aku akan ngoceh... dengan bahasa bayi tentunya, aku tau ibu tidak mengerti, tapi ibu senang sekali mendengar ocehanku, hehe...

Tak sabar pengen cepat besar ingin ngobrol dengan banyak orang. kata ibuku, di keluarga ku banyak orang2 hebat, pasti akan banyak cerita luar biasa bersama mereka! alhamdulillah, masa bayiku menyenangkan. terima kasih ya Allah telah menurunkan aku di keluarga yang luar biasa ini.

Laskar Pelangi


1 syawal, Lebaraaan...!!
Maaf lahir batin..., maafkan juga karena telat meng-up date blog ;p Hehe...

Akhirnya tiba saatnya aku ke Bogor, tempat yang kata ibuku akan menjadi rumahku. Sedih sekali meninggalkan nenek, mbah, om, semuanya di karawang. Nenek nangis sampai mengantar aku naik mobil.. benar-benar sedih... Ibuku juga sedih, tapi Ibu bilang perpisahan itu hal yang biasa dalam hidup, suatu saat jika Allah mengijinkan, pasti akan ada pertemuan lagi. Rasanya seram juga memikirkan kehidupan di depan sana jika harus mengalami kesedihan seperti ini berulang kali. Ya Allah, jadikanlah aku manusia yang kuat, agar bisa menghadapi dunia dan segala hal di dalamnya dengan tegar.

Tiba di Bogor!
Langsung diajak ke mall sama ibu dan papa, katanya eyang akan ngajak nonton bioskop bareng anak-anak dari sekolahnya dompet dhuafa. Ibu kelihatannya agak bimbang... hihihi. Aku tau ibu suka sekali film, pasti ibu ingin nonton. Apalagi ini film yang di angkat dari novel yang sempat membuat ibu mengharu biru.

Yes! Akhirnya ibu masuk juga, dengan aku di pangkuannya. Waaah... sepertinya cuma aku sendiri yang bayi disana, walaupun banyak sekali anak-anak yang nonton. Oya, pada hari lebaran itu, aku genap berusia 2 bulan kurang seminggu.Aku masih belum mengerti sih sebetulnya, jadi aku cuma memejamkan mata selama di bioskop, dan ibu masih setia memeluk aku di pangkuannya, mengahangatkan aku dari dinginnya suhu di bioskop, bbrrrr....

Aku bisa mendengar suara yang mengelegar, sepertinya dari layar besar bergambar yang ada di depan. Aku mendengar orang-orang yang berbincang, tertawa, berteriak, menyanyi juga menangis. Aku tidak paham apa yang terjadi. Yang paling jelas aku dengar adalah degup jantung ibuku, dan yang paling bisa kurasakan adalah getaran halus dari tubuh ibuku. Dari semua itu aku memahami satu hal, ibuku sedang bahagia. Dan ada suatu saat dimana, darah ibuku berdesir kencang, jantungnya berdegup keras, tubuhnya menghangat, ibuku sedang bersemangat. Apa gerangan yang ditontonya, seperti apa filmnya? Aku jadi penasaran, hingga perlahan aku mendengar sebuah lagu yang cukup enak (yang kemudian selalu dinyanyikan ulang oleh ibuku berhari-hari kedepan) “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia...“ kalau tidak salah begitulah bunyi awal lagunya... Sepertinya film ini cukup luar biasa, karena setelah keluar bioskop, ibuku berbisik pelan padaku... “Kau harus kenalan dengan ikal, mahar, lintang dan kawan-kawannya untuk belajar bermimpi dan berlari sekuat tenaga untuk meraihnya...“

Siapakah mereka, ibu?

Lalu aku dengar ibuku berdendang, “cepatlah besar, matahariku...“

Minggu, 07 September 2008

Tidur aaah...


Setelah mandi, badan hangat, perut kenyang, di peluk ibu, hal paling nikmat adalah tidur… Aku tidak sekedar tidur loh, kata dokter Sears (dokter favorit ibuku) saat aku tidur, organ-organ tubuhku akan mengalami perkembangan. Fase awal di dalam tidurku juga sangat membantu mengembangkan kemampuan otakku. Makanya saat awal-awal tidur aku sering menampilkan banyak ekspresi, dan ibu paling suka melihat senyumanku saat tidur. Senyumku itu artinya aku merasa nyaman bersama ibu. Inilah perjalanan satu bulanku di dunia, Alhamdulillah terima kasih banyak ya Allah atas kesempatan ini. Aku tidak sabar untuk melalui hari-hari esok, kata ibu masih banyak hal lain yang menarik dalam kehidupan ini. Semoga aku bisa menjadi manusia yang baik, bermanfaat, dan pastinya selalu diridhoi Allah dalam setiap langkahnya… amin.